Tetaplah menjadi gerimis ,
Agar di setiap jatuh rinai mu
aku adalah tadah tangan yang menyambutmu tanpa jeda ,
Di akhir tetes yang kau gantung ,
aku doa” yg tenang ,,
Pada debaran dada ,
engkau tetaplah gerimis yg lesat
pelan” di antara mendung
dan di rindui aku yang di bumi .
Sehingga nanti ketahuilah ,
selalu kubincangkan dirimu
pada setiap yg kutemui ,
bahkan pada udara yg kuhirup .
Aku ceritakan tentang kamu ,
dan hanya tentang mu .
Blog ini Memuat cerita hidup pribadi beserta berbagai macam renungan yang kadang bercokol di kepala tanpa punya kesempatan untuk dicurahkan kepada orang lain via bahasa verbal... Terima kasih kuucapkan buat anakku tercinta, Harland Rossel Pratama.. permata hati dan tujuanku untuk tetap berdiri dan berlari... Terima kasih juga untukmu ibu yang tak pernah bosan menasehati dan menyayangi... semoga kasihmu menjelma menjadi firdaus di alam abadi... amiiinn
Rabu, 26 Februari 2020
Pagi ini bersama secangkir kopi
Kusapa engkau wahai pujaan hati
Karena tak nyenyak tidur ku semalam
Biar berbantal lembut
Beralaskan ranjang penuh kehangatan.
Tak nikmat lagi setiap tegukan kopi yang tertelan
Pahitnya Terasa berhenti di kerongkongan
Saat kutatap mata nanar penuh kecewa
Saat kutatap wajah datar karena curiga.
Dan aku biarkan begitu adanya
Karena terkadang wanita tak butuh suara
Biar tatapan mesra yg berbicara
Biar hening yg berkata
Kusapa engkau wahai pujaan hati
Karena tak nyenyak tidur ku semalam
Biar berbantal lembut
Beralaskan ranjang penuh kehangatan.
Tak nikmat lagi setiap tegukan kopi yang tertelan
Pahitnya Terasa berhenti di kerongkongan
Saat kutatap mata nanar penuh kecewa
Saat kutatap wajah datar karena curiga.
Dan aku biarkan begitu adanya
Karena terkadang wanita tak butuh suara
Biar tatapan mesra yg berbicara
Biar hening yg berkata
Langganan:
Postingan (Atom)