Sabtu, 25 April 2015

Dapur menawan yang menjadi idaman





Silahkan Tentukan sendiri desain yang anda inginkan, atau konsultasikan desain anda dengan kami... kami siap mewujudkan dapur impian bagi anda dan keluarga...
silahkan hubungi 081 226 166 769 untuk keterangan lebih lengkap...

Numpang Lewat bosss....


Gambar-gambar di bawah ini adalah sekelumit gambar kenangan pernikahan adikku tercinta...
semoga bahagia yaa.....


Sebuah Karya dan Kepuasan





Ramadhan tahun kemarin masih membekaskan banyak kenangan.. bersama teman dan kawan karib sekampung kami berusaha menorehkan karya menyambut pesta idul fitri yang muncul setahun sekali.
Tiada kurang rasa sakral, namun justru keberadaan kegiatan pemuda dengan aktifitas berkarya seni menunjukkan kesakralan tersendiri yang tak pernah dijumpai di bulan bulan lainnya...

Walhasil... segala jerih payah terbayar sudah... ada kelelelahan dan kepuasan yang bercampur saat piala bergilir tingkat kabupaten berhasil kami peroleh...
Selamat wahai kawan2ku.... terus berkarya dan berjaya...

Kenyamanan Dan Kemewahan

Kenyamanan Dan Kemewahan


Ruang Tidur Yang Nyaman, Terasa hangat oleh sinar temaram lampu yang menampilkan kesan redup nan Romantis .
Bukan Hanya Keindahan semata yang di dapat, Namun Perpaduan Kenyamanan dan keindahan yang begitu memikat
 Tata Letak Furniture dan Lighting yang tepat juga berpengaruh besar dalam usaha menampilkan tata ruang yang harmonis dan simple dengan tanpa meninggalkan kesan futuristik yang mempesona.
tak jemu saat mata memandang, Dan Disaat pergi meninggalkan kesan mendalam..
 Begitu nyata Kenyamanan dan Keindahan yang terasa, sehingga kita enggan untuk meninggalkan surga di rumah kita. 

Tak ada kata Mahal untuk sebuah seni dan keindahan
yang ada hanyalah kepuasan batin dan jiwa...
Silahkan Hubungi Kami, Kami akan berusaha mewujudkan impian kebahagiaan tidur anda...
Nikmati juga layanan desain gratis dari kami beserta konsultasi tata ruang dan rincian budget yang sesuai bagi anda dan keluarga...
kontak kami di : 081 226 166 769

Kamis, 23 April 2015

analogi cinta

Cinta

Cinta..
Tak hanya sebuah rasa
Tapi juga keinginan
Untuk menjadi lebih baik
Dari masa sebelumnya

Cinta..
Bukan pula sekedar mengasihi
Tetapi sebuah tekad dan pengorbanan
Dan juga totalitas rasa dan indera...
Tak terbatas ruang dimensi masa..

Cinta..
Tak harus berkisah tentang bahagia
Tapi ia harus jujur
Saat musti bercerita tentang duka
Juga sakit hati.. Luka dan kecewa

Cinta..
Bukan pula sekedar nafsu
Tapi gelegak rasa yang membuncah
Yang mampu terangkum dalam sebait ikrar
Untuk bisa saling menjaga dan setia
Untuk bisa saling mengerti dan mengasihi
Dan untuk bisa saling memberi dan menerima.


Minggu, 19 April 2015

Status FB seseorang

Status FB seseorang 28 Maret 2015
(Super Duper Lebayyy )



Penyesalan datangnya slalu t'akhir....
Disaat kau ddkatq....qsia"kan kau....bahkan sering kali aq menyakiti hatimu....
Kini baru q sadari tnyata begitu besar dan tulus kau mencintaiq...dsaat kau sdh pgi jauh drq....
Smua itu karna ksalahanq....
Sungguh aq menyesal.....

Doaq...
Untukmu yg dsna....
Smoga Alloh membukakan pintu maap dhatimu untukq....


(Jika begini, Bisakah dia Setia...?

Jumat, 17 April 2015

Tersenyumlah Nak...

Renungan

Tersenyumlah Nak...

Nak... 
selalu ku lafalkan namamu 
selayaknya doa dan mantera...

karena kamu, ayah jadi kuat....
karenamu, ayah jadi hebat...


tersenyumlah nak...
karena dunia adalah milikmu
karena keringat ayahmu 

adalah jawaban dari mimpi dan asamu.....


Perjalanan yang melelahkan




















Lembar sajak dan Puisi --- Raja

Lembar sajak dan Puisi

Raja















Yang kudamba adalah kedamaian....
yang kuminta adalah kejujuran....
yang kuingin adalah ketulusan....
bukan rasa sesaat saat kau butuh
kemudian hilang lenyap
meninggalkan luka tak berkesudahan.



Aku adalah raja bagi raga dan nyawaku
akulah nahkoda bagi perjalanan hidupku
entah di pantaimu
atau entah di mana bahtera ini kan berlabuh
yang pasti
takkan bergeming mataku dari arah tujuanku

Lembar Syair dan Puisi ----- Setiaku

Lembar Syair dan Puisi

Setiaku
( Buat Seseorang yang Ada Di Hati )





















Tak ada yang kan berubah
Dari rasa sayangku terhadapmu
Karena cintaku tanpa pamrih
Hanya sekedar keinginan
Untuk hidup lebih damai
Dan tak lebih


Takkan ada yang kan berubah
Dari rasaku terhadapmu
Karena rasaku ini tak berawal dari mata atau indra yg lain
Tapi dari hati dan sanubari

Aku mencintaimu
Kemarin...
Hari ini...
Esok hari...
Dan selamanya..

Sejauh apapun kakiku melangkah
Hanya engkaulah tempat kembaliku
Karena engkau adalah dermaga terakhir yg kutuju.
Usap segala air mata dan ratapan yang tak perlu
Hilangkan semua ragu
Saat ia datang mengusik ketenanganmu.
Menghadaplah terus ke depan
Dan jangan pernah terusik oleh kenangan pahit masa silam
Tetap pegang erat tanganku
Dan teruslah melangkah
Karena esok adalah harapan...

Lembar Puisi ----- Senandung Sakit Hati

Lembar Puisi


Senandung Sakit Hati

Kan kumaafkan smua salahmu
kan kumaklumi smua kekuranganmu
Biar rapuh dan terjatuh
Tak pernah akan kutinggalkanmu
Karena rasa ini hanya untukmu
Karena jiwa ini telah jadi milikmu
Karena setia ini akan menjagamu..


Tapi maafkanlah aku 

saat hati ini merasa terkhianati
Maafkan aku saat cinta ini merasa kau bagi
bukan dengannya..
tapi dengan keserakahan dan kebodohanmu.
Saat itu aku akan pergi
Bukan karena tak lagi cintaimu
Karena rasaku kau pasti tahu
Tapi karena hati ini tak lagi sanggup
Menahan sakit yang tak terobati
Karena jiwa tak lagi mampu
berjalan dalam langkah tak pasti


                                                                                      (Seuntai Kisah mengenang sang durjana )

Lembar Puisi --- Taubat 2.....

Lembar Puisi


Taubat 2.....

Seandainya airmata sesal saja mampu
menghapus semua salahku yg telah lalu
maka kan kusiapkan seribu bejana
agar tertampung semua
untuk menghapus semua noda

Seandainya saja ucapan mohon ampun saja bisa
menghapus segala khilaf dan dosa
maka tak perlu aku bermandi keringat dan membanting tulang
berurai lelah dan airmata

Semua hal akan menuai konsekuensinya
semua perbuatan harus dipertanggungjawabkan akibatnya

Lembar Syair Dan Puisi --- Tekad

Lembar Syair Dan Puisi 

Tekad


Sepedih apapun hidupku
segelap apapun jalanku
takkan kubiarkan ada dendam
di hatiku.

Biar menganga ini luka
biar terkuras ini air mata
takkan ada kata menyerah
apalagi putus asa

Karena nafasku bukan untuk diriku
Karena keringatku bukan lagi
penebus kesenanganku
Untuk anakku yang tercinta tekad ini tertanam
untuk anakku yang tercinta semangat ini berkobar

NGUNDUH WOHING PAKARTI

NGUNDUH WOHING PAKARTI


percuma melotot pada org yg buta.....
percuma teriak pada org yg tuli....
percuma menaruh hati pd org yg tak punya hati....
sebentar lagi tuhan kan tunjukkan
siapa yg benar dan yg salah
siapa yg lebih bahagia dan siapa yg sengsara
semua menuai karmanya
manusia hanyalah "ngunduh wuhing pakarti"
tuhan tdk tuli, tdk buta.
tuhan takkan berdiam diri melihat hambanya teraniaya

Lembar Puisi



SENANDUNG PUISI CINTA 1


Aku mencintai
Bukan karena engkau seorang bidadari
Aku menyayangimu
Bukan karena engkau seorang ratu
Aku mencintaimu
Karena takdir yang menuntunku
Cinta ini bukan dari mata
Tetapi surga yang telah menentukannya
Aku tulus mencintaimu
Ku persembahkan cinta sejatiku
hanya untukmu
Hingga suatu saat Tuhan ‘kan memanggilku




SENANDUNG PUISI CINTA 2

Mungkin cinta ini hanya untukmu
Tulus dari dalam hatiku Mungkin cinta ini telah memilihmu
Ikhlas tak berbatas waktu
Ku tulis cinta ini di langit Untuk dibaca surga dan bumi
Semoga kau ‘kan mengerti
Cinta ini suci tak terbagi

Hanya kau yang ada dihatiku
Mengalir dalam darah dinadiku
Merangkai mimpi ditidurku Menjadi ratu di istana cintaku

Sajak dan Puisi --- TAUBAT

TAUBAT

Ya allah...
Jika smua ini ujianmu
Maka akan Engkau lihat
Jika hambaMu ini
Adalah manusia yg kuat
Dan bsabar.

Namun...
Jika semua adalah hukuman
DariMu.
Maka demi dzatMu yg maha suci
Aku adalah hambaMu yg bertaubat.


Kamu ngerti nggak sih...

Km tak sadar jika di sayangi...
Km gak sadar jika selalu kurindui
Km gak nyadar jika setiap saat benakku hanya mengingatmu
Otakku hanya mikirin km
Selalu kuatirin km
Selalu pengen bersamamu

Km gak tahu seperti apa itu mencinta
Km gak tahu seperti apa itu luka
Km tahu gak sih... Jika di duakan itu sakit...
Teramat sakit...

Km ngerti gak sih...
Selamanya kita gak akan bahagia jika kita gak bs fokus dg hidup kita

Sajak dan Puisi --- Karma 2

KARMA 2

Seharusnya kutelan duka ini sendiri
seharusnya tak kau rasakan Luka perih ini
Biar saja kutanggung karma
tak perlu kau ikut dlm duka lara
Usap airmata itu
buang sedu sedan tak perlu
menataplah ke depan
songsonglah harapan.

Buatmu Ibu...

Buatmu Ibu...












jika tuhan mengijinkan..
maka kan kuhimpun beribu mega-mega di langit
dan kan ku anyam semburat warna mentari
menjadi serangkum bakti
untukmu ibu
karena keringat ini tak lagi mampu
menebus semua air matamu
karena bakti ini tak lagi bisa
menjadi penukar bagi air susumu


(sesaat merenung tentang ibu)

Karma

KARMA


Benar-benar telah kusaksikan keadilan dan kebesaran tuhan...
bahwa Ia akan mendengar dan mengabulkan
doa orang yang terhina dan teraniaya

Buat someone yg dulu pernah sakiti hati ini
sekarang kan kau lihat
bahwa orang yg dulu pernah kau hina
kau injak dan kau tinggalkan
mampu meraup awan hitam menjadi titik-titik hujan
mampu meniti deraan gelombang menuju pantai harapan


Semakin keras besi ini kau tempa
maka akan semakin tajam pisau yg kau hasilkan
semakin sakit luka yg kau torehkan
maka akan semakin hebat aku berjuang

Air mata Sesal

AIRMATA SESAL











Seandainya airmata sesal saja mampu
menghapus semua salahku yg telah lalu
maka kan kusiapkan seribu bejana
agar tertampung semua
untuk menghapus semua noda

Seandainya saja ucapan mohon ampun saja bisa
menghapus segala khilaf dan dosa
maka tak perlu aku bermandi keringat dan membanting tulang
berurai lelah dan airmata
semua hal akan menuai konsekuensinya
semua perbuatan harus dipertanggungjawabkan akibatnya

Renungan --- Makna sebuah pekerjaan

Makna Sebuah Pekerjaan

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.
”Om beli bunga Om.”
”Tidak Dik, saya tidak butuh,” ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
”Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om,” rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda berkata, ”Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om akan beli bunga dari kamu.”
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya,si pemuda segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.”
Bercampur antara jengkel dan kasihan sipemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana. Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung.

”Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?”
Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu.

 Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangkan.

Renungan--- Pandangi ia saat tidur








PANDANGI IA SAAT IA TIDUR




“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.

Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya. Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja. Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas. Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya. Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya. Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah. Kakeknya mengatakan, "Jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamupun juga tidak sama persis dengan maunya. Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi. Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur.... "


 "Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.

“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.

Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu. Memandaginya menyeruakkan berbagai macam perasaan.

Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata. Dalam batin, dia bergumam,

“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktifitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan. Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku. Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku, dikala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.




Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki. Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?

Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?

Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata. Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.

Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumahtangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah swt. Segala puji hanya untuk Allah swt yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”

Tanpa terasa airmata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis. Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian iapun terlelap.

KISAH AYAH, ANAK DAN BURUNG GAGAK


Di suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, “Nak, apakah benda itu?”

“Burung gagak”, jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat, “Itu burung gagak, Ayah!” Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.

Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, “BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, “Itu gagak, Ayah.” Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

“Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????

Itu burung gagak, burung gagak, Ayah…..”, kata si anak dengan nada yang begitu marah. Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan.  Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.

 “Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini,” pinta si Ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

“Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, “Ayah, apa itu?”

Dan aku menjawab, “Burung gagak.”

Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya.

“Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.”
Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si Ayah dengan perlahan bersuara, “Hari ini Ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang kesabaran serta marah.”

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yang telah ia perbuat.

Rabu, 15 April 2015

Aku Lelaki.....
 

Lelaki... bukanlah yang berbusana pria untuk menutupi watak kewanitaannya..
Lelaki... Bukanlah masalah Gender... Tapi tanggung jawab yang terpikul di pundaknya...
Lelaki... Bukanlah hanya sekedar gagah dzahir semata.. Tetapi ia harus tabah dalam menghadapi segala macam problema...

Sabtu, 11 April 2015

Kenangan Indah Yang Pahit

Pernah Aku dengar orang berkata
bahwa kenangan Indah itu akan terasa pahit saat kita mengingatnya di saat kita sedih...
Sebaliknya Kenangan Pahit itu akan terasa manis saat kita mengingatnya di kala bahagia...

Ada lagi yang bilang bahwa " Berartinya sesuatu itu adalah pada saat kita kehilangan "

Dan Mungkin ada benernya jg sih apa yang mereka katakan...
Keberadaan Seorang Istri atau Suami mungkin hanya hal yang biasa
jika kita menilainya saat mereka ada di sisi kita...
terkadang kita meremehkan keberadaan mereka..
terkadang kita tidak terlalu menganggap penting adanya mereka...
tak jarang kita hanya bertengkar, jengkel ataupun marah kepada mereka..
seakan merekalah yang menjadikan dunia ini terasa sesak
seakan mereka yang menjadi pemicu kesedihan dan masalah bagi kita.
ucapan2 kasar... ocehan2 yang gak penting serta seloroh2 yang bisa mengundang sakit hatipun mungkin sering kita lontarkan pada mereka...

Padahal saat mereka tak ada, atau lebih parahnya saat mereka tak kita miliki... waow... ternyata begitu sepi kehidupan kita. bahkan mungkin mampu membuat kita meneteskan air mata dan berharap mereka kembali ada di sisi kita.

Kenangan indah kebersamaan kita saat masih bersama saat itupun terasa sangat menyedihkan... terasa sangat menyiksa... dan mungkin saat itu di dalam hati kita terucap sebuah doa " Tuhan, Hamba Mohon Kembalikanlah dia "



Jumat, 10 April 2015





 Saat Tunggangan Yang Gagah Menjadi Kebanggaan

Begitu Bangganya aku saat Tunggangan itu akhirnyabisa nongkrong juga di garasiku..
Rasa jiwa puas dan lega setelah sekian tahun bekerja akhirnya kesampaian juga impianku.

Tak mewah2 amat memang, Namun setidaknya sedikit mampu menjadi sebongkah kepuasan yang bisa menjadi kesenangan selepas sekian lama jiwa ini hampa dan tersiksa oleh berbagai macam ujian dan cobaan.

Aku memang bukan anak motor... atau istilah kerennya Biker.. tapi gak tahu kenapa aku merasa begitu mencintai sepeda motor. dari yang berbentuk bebek, Sekuter maupun Motor2 besar.

Hmmm.... Rasanya bakalan indah mimpiku malam ini bro... ayo siapa mau ikut Touring... wkwkwkwk

Rabu, 08 April 2015

Sebuah Doa Untukmu Bapakku

Wajah Yang dulu garang kini tampak muram
semuram senja terselimuti kabut yang kerap kali hadir menjelang malam.
badan yang dulu gagah dan tegap kini tampak Rapuh
Bertelanjang dada dan menampakkan kulit keriput penuh tanda penuaan..
tak ada keangkuhan
tak ada sinar semangat kehidupan
yang tersisa hanyalah raut muka penuh pengharapan
dan terkadang tatapan kosong tanpa batas dan makna...

Yach... sekilas singkat kulukiskan sosok Bapakku.
sosok tubuh lemah yang darahnya telah mengalir ke tubuhku..
sosok rapuh yang telah membentuk watak dan karakterku..

Tampak ironis memang jika kita melihat untaian kalimatku
seakan aku tak menghargai dan mencintai beliau...
Tapi entahlah... yang pasti kuakui..
di dalam hati ini selalu timbul rasa iba...
nelangsa tanpa tahu aku akan sebabnya...

Duhai Bapak..
Seperti apapun aku
Sejelek apapun pribadiku
masihlah terukir dalam hatiku, bahwa engkaulah Bapakku
Bahwa engkaulah yg berjasa merawat dan membesarkan aku..

Maafkan atas semua salah dan dosaku Bapakku..
Aku, anakmu kan berusaha berbakti kepadamu